Rabu, 04 Mei 2011

Alhamdulillah Dalam Semua Keadaan

Alhamdulillah : Dalam Semua Keadaan

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-lak di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu : "Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb. "Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?" Ibu itu
tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

*) Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Alhamdulillah :

- Untuk Tagihan Pajak / Zakat yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi

- Untuk sampah dan kotoran bekas pertemuan di rumah - yang harus dibersihkan- karena itu artinya keluarga kitai dikelilingi banyak teman

- Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan :)

- Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras

- Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat

- Untuk pekerjaan yang menumpuk dimeja kantor, berarti anda tidak mengangggur dan itu artinya anda masih punya gaji... :)

- dst.. anda bisa menyebutkan semua sisi baik dalam hidup anda. teruslah optimis dan terus besyukur kepada Alloh..

- Hidup Ini Indah Dalam Semua Keadaan, Anda hanya harus mengubah cara pandang anda..

“Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.”
(HR. Muslim)

‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu).” (HR. Abu Dawud )

Sumber : Tulisanpenyejukjiwa

Cinta Kepada Allah! Adakah Yang Lebih Bernilai?

Apakah Ada Yang Paling bernilai Di Dunia Ini Dibanding Cinta Allah ?

Usai maghrib saya kedatangan tamu dirumah.
“ Assalamualaikum “ sapanya ketika sampai didepan pintu
“ Waalaikum salam “ Jawab saya sedikit kaget karena tidak mengenal tamu ini.” Anda siapa? “ tanya saya
“ Saya Sobari . Jawabnya. “ anda adalah bapak Supriadi ? “ katanya dengan wajah diliput senyum.
“ Ya. Betul Pak. Ada apa ? Apa yang dapat saya bantu “
“ Saya tadi melewati masjid yang sedang dibangun. Orang disekitar masjid meminta saya untuk menemui bapak ? “
“ Ada apa ?
“ saya ingin memberikan sadakah untuk penyelesaian pembangunan masjid “ katanya dengan tetap diliput senyum.

Saya memperhatikan penampilan orang ini. Tidak nampak dia memiliki kemampuan untuk bersedekah. Saya lirik diluar , tidak ada nampak kendaraan diparkir. Pasti orang ini datang dengan ankutan umum atau beca. Mungkin orang ini gila. Atau hanya ingin mempermainkan emosi saya.

Ya karena sudah hampir empat tahun masjid itu tidak pernah selesai. Sementara saya sebagai ketua Panitia Pembangunan Masjid sudah bosan mengajak masyarakat untuk berinfaq atau bersedekah. Tapi hasilnya hanya uang kecil yang terkumpul didalam kotak amal. Sementara kotak amal yang diletakkan disetiap sudut pasar atau rumah makan hanya menghasilkan uang tidak seberapa. Padahal masyarakat yang ada disekitar masjid ini terdiri dari para pedagang yang rata rata mempunyai omzet Rp. 3 juta perhari !

“ bagaimana Pak ? Kenapa bapak diam ?" tegurnya yang membuyarkan lamunanku.
“ Eh , iya.Pak ehm..berapa bapak mau sumbang ?" tanya saya masih diliput rasa tidak percaya.
“ Boleh saya tau ? berapa dana diperlukan untuk menyelesaikan masjid itu “ tanyanya dengan tenang. Pertanyaan yang lagi lagi membuat saya hilang hasrat untuk bicara banyak sama tamu ini. Dia pasti orang gila.

“ ya.. kita butuh dana sebesar Rp. 300 juta “ jawabku. Berharap orang itu cepat berlalu.
“ Baik, pak. Besok kalau bapak ada waktu , saya tunggu di Pengadilan Agama. Saya akan memberikan sadakah dihadapa hakim Agama.” Katanya tenang. “ jam berapa Bapak ada waktu ? “ lanjutnya
“ ya liat besok aja ya pak “ jawabku. Berharap orang itu cepat berlalu. Karena aku harus memimpin sholat isya dimasjid.

“ Baiklah , Ini nomor telp rumah saya. Kalau bapak siap , hubungi saya “ katanya. “ Permisi saya pamit dulu. Rumah saya jauh. “lanjutnya sambil berdiri dan berlalu. Baru saya sadar , tamu ini tidak saya tawarkan minum.

Setelah usai sholat Isa. Secara tidak sengaja saya melontarkan cerita kedatangan tamu kerumah kepada pengurus Masjid. Tanggapan mereka sama seperti saya. Orang itu gila dan tidak perlu dilayani. Karena besok semua pengurus punya banyak kesibukan, yang tidak mungkin meluangkan waktu untuk datang ke Pengadilan Agama.

Keesokan harinya. salah satu pengurus meminta saya untuk menemaninya ke show room mobil. Dia hendak menebus indent kendaraan yang dipesannya sejak empat bulan lalu. Karena lokasi show room tidak begitu jauh dari Kantor Pengadilan Agama maka saya tawarkan kepada teman ini untuk mampir ke Pengadilan. Dia sedikit sungkan tapi akhirnya setuju.

Langsung saya menghubungi orang yang akan menyumbang itu melalui cell phone kerumahnya. Dia langsung menyanggupi untuk datang. Berjanji jam 11 siang sudah sampai di Kantor Pengadilan.
“ Baiklah. Tapi saya tidak mau tunggu terlalu lama di kantor pengadilan itu. Lewat setengah jam anda tidak datang , saya akan pulang . “ kata saya tegas. Karena sebenarnya saya masih sangsi pada orang ini.
“ Insya Allah “ begitu jawabnya.

Tepat jam 11 saya dan teman sudah datang di pengadilan Agama. Tapi orang yang akan menyumbang belum juga datang. Lewat lima menit , Orang yang akan menyumbang itu datang dengan menumpang angkutan BECAK yang masuk langsung kedalam halaman Pengadilan. Bajunya sangat sederhana.

Teman saya yang melihat pemandangan itu , langsung tersenyum kecut.Bagaimana mungkin dia bisa menutup kekurangan pembangunan masjid

“ Mungkin kita yang gila. Mau-maunya nungguin dia.Tapi ya sudahlah , kita liat aja “ gerutu teman saya kala melihat kedatangan orang itu.

“ Assalamualaikum “ sapanya ketika sesampai didalam menjumpai kami.
“ Ya , Bagaimana Pak. Apakah bapak sudah bawa uangnya. “ tanya teman saya langsung kepokok persoalan.

“ Ini , uangnya “ katanya sambil memperlihatkan kantong semen ditangannya. “ mari kita menemui petugas untuk membuat akta penyerahan sumbangan ini. Maaf, bukan saya tidak percaya tapi ini perlu sebagaimama ajaran Alquran menyebutkan bahwa segala sesuatunya harus tertulis. “ katanya. Sambil melangkah kedalam menemui petugas pengadilan.

Tanpa banyak kata kata, orang ini langsung menyerahkan tumpukan uang dihadapan petugas pengadilan. Petugas itu menghitung. Jumlahnya 300 jt ! Petugas itu kemudian menyerahkan formulir untuk kami isi. Kemudia setelah tandatangani formulir itu ,maka uangpun pindah ketangan kami.

“ Pak , Mohon sumbangan ini tidak perlu disampaikan kepada siapapun. Cukuplah Bapak-Bapak sebagai penitia dan Pak Hakim yang mengetahuinya. Saya menyumbang karena Allah” katanya ketika akan pamit berlalu.

Melihat situasi yang diluar dugaan kami maka timbul rasa malu dan rendah dihadapan orang ini.Ternyata dia menunjukan kemuliaannya. Sementara kami dari awal meremehkan dan memandang sebelah mata padanya.

“ Mengapa bapak ikhlas menyumbang uang sebanyak ini. Sementara saya lihat bapak , maaf terlihat sangat sederhana. Mobilpun bapak tidak punya. “ tanya teman saya dengan keheranan.

“ Saya merasa sangat kaya. Karena Allah memberikan saya qalbu yang dapat memahami Ayat ayat Alquran. Cobalah anda bayangkan. Bila uang itu saya belikan kendaraan , maka manfaatnya hanya seusia kendaraan itu. Bila saya membangun rumah mewah maka nikmatnya hanya untuk dipandang. Tapi bila saya gunakan harta untuk berjuang dijalan Allah demi kepentingan Ummat , maka manfaatnya tidak akan pernah habis. “ Demikian jawabnya dengan sangat sederhana tapi begitu menyentuh.

“ Apa pekerjaan Bapak “ tanya teman saya.
“ saya petani Kopi. Alhamdulillah dari hasil kebun Kopi , lima anak saya semua sudah menjadi sarjana dan sekarang mereka hidup sejahtera. Lima limanya sudah berkeluarga. Alhamdulillah, semua Anak dan mantu saya sudah menunaikan haji.”
“ Bapak memang sangat beruntung. Apa resepnya hingga bapak dapat mendidik anak yang sholeh” tanya saya.

" Resepnya adalah dekatlah kepada Allah. Cintailah Allah. Cintailah semua yang diamanahkannya kepada kita. Dan berkorbanlah untuk itu. Bukankah anak, istri , lingkungan dan syiar agama adalah amanah Allah kepada kita semua.

Bila kita sudah mencintai Allah dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan maka selanjutnya hidup kita akan dijamin oleh Allah. Apakah ada yang paling bernilai didunia ini dibanding kecintaan Allah kepada kita... “

Dia berlalu dengan menumpang becak. Sementara saya dan teman saya tak berani mendahului becak yang ditumpanginya.

Toyota Kijang merek terbaru yang baru saya beli bulan lalu serasa tak mampu melewati becak itu .Saya malu. Malu dengan kerendahan diri saya dihadapan orang yang tawadhu namun ikhlas berjuang karena Allah. Mungkin pengahasilan saya lebih besar darinya. Tapi merasa belum seikhlas dia. Saya menjadi merasa tak pantas menyebut diri ini mencintai Allah.

Sumber : tulisanpenyejukjiwa